Senin, 09 November 2009

Komunikasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Karena berkembangnya teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, tersedianya jaringan broadband yang mampu membawa data dalam jumlah besar, dikembangkan bentuk komunikasi yang baru, yaitu koneksi telepon melalui internet (Voice over IP atau VoIP) serta video conference, yang memungkinkan user komputer untuk melakukan pertemuan dari tempat yang berbeda. VoIP memungkinkan user komputer untuk seolah-olah menelepon user yang lain, sementara dengan video conference, user komputer dapat melihat wajah serta mendengarkan suara dari user yang lain, sehingga seolah-olah komunikasi berlangsung secara tatap muka.

VIDEO CONFERENCING
Menurut Gough (2006), videoconferencing dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Personal videoconferencing, melibatkan dua orang yang berinteraksi satu sama lain. Dalam personal    videoconferencing, terdapat komunikasi berupa video dan audio antara dua orang yang berinteraksi. Dapat ditambahkan fitur tambahan berupa pengiriman teks, seperti yang terdapat pada kebanyakan perangkat lunak instant messaging (IM).
2. Business videoconferencing, memiliki fitur yang sama dengan personal videoconferencing ditambah dengan beberapa fitur seperti:
• Kemampuan untuk berkomunikasi tidak hanya antara dua orang, namun bisa lebih
• Fitur untuk berbagi file (file sharing)
• Kemampuan untuk melakukan presentasi
• Fasilitas whiteboard dan fitur-fitur lainnya
Business videoconferencing ini membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan personal videoconferencing, sebagai akibat dari fasilitas-fasilitas yang disediakan.
3. Web videoconferencing, yaitu video call yang terdapat pada sebuah halaman web. Web videoconferencing ini digunakan pada seminar yang menggunakan web, dimana pemirsa dapat melihat video yang dikirimkan
oleh pembicara seminar. Oleh karena itu, web videoconferencing merupakan komunikasi satu
arah, karena pemirsa tidak dapat mengirimkan videonya kepada si pengirim.

Dalam implementasi pengembangan video konferensi,dapat dikembangkan dengan strategi perintisan/percontohan. Model strategi perintisan dirancang untuk penggunaan yang terbatas, melalui penciptaan model-model yang terbatas. Model video conference dikembangkan dan disempurnakan dalam ruang terbatas.

Misal dalam lingkup fakultas.

Pada strategi penahapan, perencanaan secara umum disiapkan secara menyeluruh selangkah demi selangkah. Misalnya dikembangkan antar fakultas.
Dalam strategi serentak,implementasinya dilakukan secara serentak dan menyeluruh. Untuk sampai ketahap ini perlu hasil dari suatu kajian model yang telah digagas dalam tahap terbatas dan pentahapan.

Tujuan penyelenggaran video konferensi untuk perluasan akses terhadap pusat dan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Dalam takaran konsep,teknologi video conferensi digunakan sebagai salah satu cara penyampaian dalam proses,pembelajaran berbasis elektronik. Sehingga video conferensi dalam konteks ini dirancang untuk tujuan instruksional. Teknologi video konferensi untuk tujuan pembelajaran sifatnya lebih khusus dan spesifik karena model ini berangkat dari kebutuhan pembelajaran yang mulai tahap perencanaan, perancangan, implementasi dan evaluasi berpatokan pada kebutuhan pembelajar sesuai tuntutan kurikulum institusi yang mengembangkan.
Fungsi video conference dalam pembelajaran
Fungsi video conference dalam proses pembelajaran dalam suatu institusi dapat dibedakan secara konseptual dan operasional.
Fungsi konseptual meliputi fungsi pengayaan,pengganti, pengajaran langsung dan penggerak (motivator).

Dalam fungsi pengayaan konferensi berbasis video dapat menyajikan bahan tambahan yang tidak dapat diberikan oleh pendidik, bahan tambahan ini bisa saja untuk memantapkan apa yang sebelumnya pernah diperoleh atau sekedar meningkatkan dan memperkaya perbendaharaan kasanah informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

Dalam fungsi pengganti Program konferensi berbasis video, dapat pula menyajikan hal-hal yang tidak dapat diperoleh oleh dari para pendidik, seperti misalnya menampilkan tokoh untuk meningkatkan tarik dan aksentuasi, penyajian peristiwa masa lalu,. Sedangkan video konferensi dalam fungsi pengajaran langsung biasanya dikemas untuk suatu tujuan khusus yang dinyatakan eksplisit.

Dalam fungsinya yang terakhir penyelenggaran video konferensi dalam pembelajaran untuk fungsi penggerak. Dalam konteks ini program video konferensi dapat menampilkan rangsangan untuk suatu tindakan positif dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Misalnya siaran format video realtime tentang suatu tokoh dalam pembelajaran yang terkenal akan inovasinya.

Komponens Sistem Video konferensi
sebuah sistem harus dibangun oleh beberapa komponen yang saling bersinergi, berkolaborasi akan suatu tujuan, maka dalam penyelenggaran video konferensi persoalan pada insfrastruktur, sarana dan prasarana sudah tidak menjadi persoalan lagi. Dalam konteks ini persepsi dalam penyelenggaran video konferensi untuk memperluas akses terhadap pusat dan sumber belajar menjadi garapan sangat serius pada komponen
1. hardware
2. insfrastruktur jaringan ( fisik dan logik)
3. software
4. materi
5. strategi interaksi, dan
6. pemeran

0 Comments:

Post a Comment